Adsense

LABEL

dalam logo wayank

dalam logo wayank

Monday 5 January 2015

MAKALAH SEJARAH TERBENTUKNYA KERAJAAN MAJAPAHIT

SEJARAH KERAJAAN MAJAPAHIT



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
1.      Kerajaan Majapahit
Majapahit adalah sebuah kerajaan kuno di Indonesia yang berpusat di Jawa Timur dan pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M oleh Raden wijaya, tepatnya di daerah Trowulan yang sekarang menjadi mojokerto. Berdirinya kerajaan majapahit merupakan kelanjutan dari kerajaan singosari yang runtuh akibat serangan dari bangsa Mongol.  Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan pada masa kekuasaan Hayam Wuruk yg berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389. Majapahit menguasai kerajaan-kerajaan lain di semenanjung Malaya Borneo Sumatra Bali dan Filipina. Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yg menguasai Semenanjung Malaya dan dianggap sebagai salah satu karajaan terbesar di

 
Indonesia dan mampu menciptakan perubahan besar dalam waktu relatif singkat. Kekuasaan terbentang di Sumatra Semenanjung Malaya Borneo hingga Indonesia timur meskipun wilayah kekuasaan masih diperdebatkan.
2.      Kerajaan Buleleng & Dinasty Warmadewa di Bali
Kerajaan Buleleng adalah suatu kerajaan di Bali bagian utara yang didirikan sekitar pertengahan abad ke-17 dan jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1849. Kerajaan ini dibangun oleh I Gusti Anglurah Panji Sakti dari Wangsa Kepakisan dengan cara menyatukan seluruh wilayah wilayah Bali Utara yang sebelumnya dikenal dengan nama Den Bukit.
B.     Rumusan Masalah
1.        Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Majapahit ?
2.        Bagaimana kehidupan di Kerajaan Majapahit ?
3.        Siapa sajakah yang pernah menjadi Raja di Kerajaan Majapahit ?
4.        Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Buleleng & Dinasty Warmadewa ?
5.        Bagaimana kehidupan di Kerajaan Buleleng & Dinasty Warmadewa ?
6.        Siapa sajakah yang pernah menjadi Raja di Kerajaan Buleleng & Dinasty Warmadewa ?
BAB II
PEMBAHASAN

A.     Kerajaan Majapahit
Pada saat terjadi serangan Jayakatwang, Raden Wijaya bertugas menghadang bagian utara, ternyata serangan yang lebih besar justru dilancarkan dari selatan. Maka ketika Raden Wijaya kembali ke Istana, ia melihat Istana Kerajaan Singasari hampir habis dilalap api dan mendengar Kertanegara telah terbunuh bersama pembesar-pembesar lainnya. Akhirnya ia melarikan diri bersama sisa-sisa tentaranya yang masih setia dan dibantu penduduk desa Kugagu. Setelah merasa aman ia pergi ke Madura meminta perlindungan dari Aryawiraraja. Berkat bantuannya ia berhasil menduduki tahta, dengan menghadiahkan daerah tarik kepada Raden Wijaya sebagai daerah kekuasaannya. Ketika tentara Mongol datang ke Jawa dengan dipimpin Shih-Pi, Ike-Mise, dan Kau Hsing dengan tujuan menghukum Kertanegara, maka Raden Wijaya memanfaatkan situasi itu untuk bekerja sama menyerang Jayakatwang. Setelah Jayakatwang terbunuh, tentara Mongol berpesta pora merayakan kemenanganya. Kesempatan itu pula dimanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk berbalik melawan tentara Mongol, sehingga tentara Mongol terusir dari Jawa dan pulang ke negrinya. Maka tahun 1293 Raden Wijaya naik tahta dan bergelar Sri Kertajasa Jayawardhana.
1)      Raja-Raja Majapahit
2)      Raden wijaya (1293-1309)
3)      Kalagamen (1309-1328)
4)      Sri Gitarja (1328-1350)
5)      Hayam Wuruk (1350-1389)
6)      Mikramawardhana (1389-1429)
7)      Suhita (1429-1447)
8)      Kertawijaya (1447-1451)
9)      Rajasarwardhana (1451-1453)
10)  Pyrwasisesa atau Girishawardhana (1456-1466)
11)  Bhre Pandansalas atau Suraprabhawa (1466-1468)
12)  Bhre Kertabumi (1468-1478)
13)  Girindrawardhana (1478-1498)
14)  Patih Udara (1498-1518)
15)  Kejayaan Majapahit
Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga 1389. Pada masanya Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, Gajah Mada. Di bawah perintah Patih Gajah Mada (1313-1364) dengan Sumpah Palapa. Majapahit menguasai lebih banyak wilayah. Gajah Mada Meninggal di Madakaripura pada tahun 1364.
2.      Factor-faktor yang mendorong lahirnya Kerajaan Majapahit
a.       Letak Majapahit secara geografis sangat strategis , yaitu di tengah-tengah wilayah Indonesia sehingga mudah memainkan peran dalam menyatukan Indonesia, baik secara politik maupun ekonomi.
b.      Pusat kerajaan di tepi sungai besar yang mudah dilayari sehngga hubungan dg dunia luar sangat mudah
c.       Tanahnya subur dan banyak menghasilkan bahan-bahan ekspor, khususnya hasil pertanian utamanya beras dan kacang-kacangan.
d.      Sebelum Majapahit telah adanya kerajaan-kerajaan jawa timur yang merintisnya.
e.       Munculnya tokoh-tokoh kerajaan,
f.       Tidak ada lagi saingan kerajaan di Indonesia.
g.       Di luar Indonesia, tidak ada lagi kerajaan besar yang dapat menjadi perintang

3.      Jatuhnya Majapahit
Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan Majapahit berangsur-angsur melemah. Setelah wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389, Majapahit memasuki masa kemunduran akibat konflik perebutan takhta.

4.      Struktur Pemerintahan
Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan susunan birokrasi yang teratur pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, dan tampaknya struktur dan birokrasi tersebut tidak banyak berubah selama perkembangan sejarahnya. Raja dianggap sebagai penjelmaan dewa di dunia dan ia memegang otoritas politik tertinggi. Lembaga-lembaganya antara lain
1)      Raja
2)      Dewa Saptaprabu, yang bertugas mengurusi keluaraga raja, pergantian raja, dan kebijakan Negara.
3)      Pansaring wilwatikta, yaitu dewan lima menteri yang bertugas mengurusi tata Negara dan angkatan perang, istilah lainnya adalah rakyan demung, rakyan temenggung, rakyan ranggha, dan rakyan kanuruhan.
4)      Mahamantri katrini, yaitu tiga mentri sebagai pelaksana kebijakan raja (hino, halu, dan sirikan).
5)      Dharmadyaksa, yaitu mengurusi agama dan hal yang sacral, terdiri atas lima orang Syiwa dan dua orang Buddhis
6)      Adyaksa, yaitu badan yang mengurusi peradilan dengan kitab hukumnya Kutaramanawa
Akan tetapi dalam usahanya, ia mendapat kendala berupa Pemberontakan Bubat yang dapat dipadamkan.
5.      Macam-Macam Aspek/Bidang
a.       Aspek Keagamaan
Aspek keagamaan merupakan hal penting yang harus di perhatikan dari kerajaan Majapahit, sebab penduduk di kerajaan besar ini menganut agama yang berbeda, yaitu Hindu, Buddha, dan Syiwa-Buddha.
b.      Aspek Budaya
Nagarakretagama menyebutkan budaya keraton yang adiluhung dan anggun, dengan cita rasa seni dan sastra yang halus, serta sistem ritual keagamaan yang rumit. Peristiwa utama dalam kalender tata negara digelar tiap hari pertama bulan Caitra (Maret-April) ketika semua utusan dari semua wilayah taklukan Majapahit datang ke istana untuk membayar upeti atau pajak. Kawasan Majapahit secara sederhana terbagi dalam tiga jenis: keraton termasuk kawasan ibu kota dan sekitarnya; wilayah-wilayah di Jawa Timur dan Bali yang secara langsung dikepalai oleh pejabat yang ditunjuk langsung oleh raja; serta wilayah-wilayah taklukan di kepulauan Nusantara yang menikmati otonomi luas.
c.       Aspek Ekonomi
Majapahit merupakan negara agraris dan sekaligus negara perdagangan. Pajak dan denda dibayarkan dalam uang tunai. Ekonomi Jawa telah sebagian mengenal mata uang sejak abad ke-8 pada masa kerajaan Medang yang menggunakan butiran dan keping uang emas dan perak. Sekitar tahun 1300, pada masa pemerintahan raja pertama Majapahit, sebuah perubahan moneter penting terjadi: keping uang dalam negeri diganti dengan uang "kepeng" yaitu keping uang tembaga impor dari China.
d.      Aspek Sosial
Pola tata masyarakat Majapahit dibedakan atas lapisan-lapisan masyarakat (strata) yang perbedaannya lebih bersifat statis.
e.       Peninggalan kerajaan Majapahit:
Bangunan: Candi Panataran, Sawentar, Tiga Wangi, Muara Takus
Kitab: Negara Kertagama oleh Mpu Prapanca, Sutasoma dan arjunawijaya  oleh Mpu Tantular yang memuat slogan Bhinneka Tunggal Ika, Kunjarakarna, parthayajna, Panjiwijayakrama, Sundayana, dsb.

B.     Kerajaan Buleleng & Dinasty Wamadewa di Bali
1.      Catatan Sejarah
Gusti Ngurah Karangasem, raja Buleleng ke-12, dan 400 pengikutnya memilih tewas daripada menyerah saat perang di Benteng Jagaraga (1849).I Gusti Anglurah Panji Sakti, yang sewaktu kecil bernama I Gusti Gde Pasekan adalah putra I Gusti Ngurah Jelantik dari seorang selir bernama Si Luh Pasek Gobleg berasal dari Desa Panji wilayah Den Bukit. I Gusti Panji memiliki kekuatan supra natural dari lahir. I Gusti Ngurah Jelantik merasa khawatir kalau I Gusti Ngurah Panji kelak akan menyisihkan putra mahkota. Dengan cara halus I Gusti Ngurah Panji yang masih berusia 12 tahun disingkirkan ke Den Bukit, ke desa asal ibunya, Desa Panji.I Gusti Ngurah Panji menguasai wilayah Den Bukit dan menjadikannya Kerajaan Buleleng, yang kekuasaannya pernah meluas sampai ke ujung timur pulau Jawa (Blambangan). Setelah I Gusti Ngurah Panji Sakti wafat pada tahun 1704, Kerajaan Buleleng mulai goyah karena putra-putranya punya pikiran yang saling berbeda.Dikuasai Mengwi dan KarangasemKerajaan Buleleng tahun 1732 dikuasai Kerajaan Mengwi namun kembali merdeka pada tahun 1752. Selanjutnya jatuh ke dalam kekuasaan raja Karangasem 1780. Raja Karangasem, I Gusti Gde Karang membangun istana dengan nama Puri Singaraja. Raja berikutnya adalah putranya bernama I Gusti Pahang Canang yang berkuasa sampai 1821.Perlawanan terhadap BelandaPada tahun 1846 Buleleng diserang pasukan Belanda, tetapi mendapat perlawanan sengit pihak rakyat Buleleng yang dipimpin oleh Patih / Panglima Perang I Gusti Ketut Jelantik. Pada tahun 1848 Buleleng kembali mendapat serangan pasukan angkatan laut Belanda di Benteng Jagaraga. Pada serangan ketiga, tahun 1849 Belanda dapat menghancurkan benteng Jagaraga dan akhirnya Buleleng dapat dikalahkan Belanda. Sejak itu Buleleng dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda.

2.      Daftar raja Buleleng
Gusti Ngurah Ketut Jelantik, raja Buleleng ke-14, dalam pakaian berburunya. Lukisan AA Panji Tisna, raja Buleleng ke-16.Berikut daftar raja-raja yang berkuasa di Kerajaan Buleleng:
Wangsa Panji Sakti (1660-?)
Nama
Jangka hidup
Awal memerintah
Akhir memerintah
Keterangan
Keluarga
Gambar
Gusti Anglurah Panji Sakti

1660
1697/99



Gusti Panji Gede Danudarastra

1697/99
1732
Anak dari Gusti Anglurah Panji Sakti


Gusti Alit Panji

1732
1757/65
Anak dari Gusti Panji Gede Danudarastra


Gusti Ngurah Panji

1757/65
1757/65
Anak dari Gusti Alit Panji


Gusti Ngurah Jelantik

1757/65
1780
Anak dari Gusti Ngurah Panji


Gusti Made Singaraja

1793
?
Keponakan dari Gusti Made Jelantik




Wangsa Karangasem (?-1849)
Nama
Jangka hidup
Awal memerintah
Akhir memerintah
Keterangan
Keluarga
Gambar
Anak Agung Rai

?
1806
Anak dari Gusti Gede Ngurah Karangasem


Gusti Gede Karang

1806
1818
Saudara dari Anak Agung Rai


Gusti Gede Ngurah Pahang

1818
1822
Anak dari Gusti Gede Karang


Gusti Made Oka Sori

1822
1825
Anak dari Gusti Gede Karang


Gusti Ngurah Made Karangasem

1825
1849
Keponakan dari Gusti Gede Karang



Wangsa Karangasem (?-1849)
Nama
Jangka hidup
Awal memerintah
Akhir memerintah
Keterangan
Keluarga
Gambar
Anak Agung Rai

?
1806
Anak dari Gusti Gede Ngurah Karangasem


Gusti Gede Karang

1806
1818
Saudara dari Anak Agung Rai


Gusti Gede Ngurah Pahang

1818
1822
Anak dari Gusti Gede Karang


Gusti Made Oka Sori

1822
1825
Anak dari Gusti Gede Karang


Gusti Ngurah Made Karangasem

1825
1849
Keponakan dari Gusti Gede Karang


Nama
Jangka hidup
Awal memerintah
Akhir memerintah
Keterangan
Keluarga
Gambar
Gusti Made Rahi

1849
1853
Keturunan dari Gusti Ngurah Panji


Gusti Ketut Jelantik

1854
1872
Keturunan dari Gusti Ngurah Jelantik


Anak Agung Putu Jelantik

1929
1944
Keturunan dari Gusti Ngurah Jelantik


Anak Agung Nyoman Panji Tisna

1944
1947
Anak dari Anak Agung Putu Jelantik


Anak Agung Ngurah Ketut Jelantik

1947
1950
Saudara dari Anak Agung Nyoman Panji Tisna



Wangsa Warmadewa
Wangsa (dinasti) Warmadewa adalah keluarga bangsawan yang pernah berkuasa di Pulau Bali.
Pendiri dinasti ini adalah Sri Kesari Warmadewa, menurut riwayat lisan turun-temurun, yang berkuasa sejak abad ke-10. Namanya disebut-sebut dalam prasasti Blanjong di Sanur dan menjadikannya sebagai raja Bali pertama yang disebut dalam catatan tertulis. Menurut prasasti ini, Sri Kesari adalah penganut Buddha Mahayana yang ditugaskan dari Jawa untuk memerintah Bali. Dinasti inilah yang memiliki hubungan dekat dengan penguasaKerajaan Medang periode Jawa Timur pada abad ke-10 hingga ke-11.Raja-raja anggota wangsa WarmadewaBerikut adalah raja-raja yang dianggap termasuk dalam wangsa Warmadewa:
·         Sri Kesari Warmadewa ( 914 M)
·         Sang Ratu Ugrasena (915 M- 942 M)
·         Sri Tabanendra Warmadewa (943 M - 961 M)
·         Candra-bhaya-singha-Warmadewa ( 962 M - 975 M)
·         Janasadu Warmadewa  ( 975 M -988 M)
·         Udayana Warmadewa (989 M - 910 M)
·         Dharmawangsa Warmadewa (memerintah Medang)
·         Airlangga (991-1049, penguasa Kerajaan Kahuripan)
·         Anak Wungsu (1049- ? )
Terdapat pula "cabang" dari wangsa Warmadewa yang dikenal sebagai wangsa Jaya, dengan dua penguasa:
·         Jayasakti (memerintah 1146-1151)
·         Jayapangus (memerintah 1178-81)

BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
1.      Kerajaan Majapahit
Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia, yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan Majapahit Didirikan tahun 1293 oleh Raden Wijaya yang bergelar Kertarajasa Jayawardana yang merupakan keturunan Ken Arok raja Singosari.
Secara geografis letak kerajaan Majapahit sangat strategis karena adanya di daerah lembah sungai yang luas, yaitu Sungai Brantas dan Bengawan Solo, serta anak sungainya yang dapat dilayari sampai ke hulu.
Raja-raja yang memerintah di Majapahit merupakan keturunan dari raja-raja Singhasari, dengan raja pertamanya bernama Raden Wijaya.
Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga 1389. Pada masanya Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah Mada (1313-1364), Majapahit menguasai lebih banyak wilayah.
2.      Kerajaan Buleleng & Dinasty Warmadewa di Bali
Kerajaan Buleleng adalah suatu kerajaan di Bali utara yang didirikan sekitar pertengahan abad ke-17 dan jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1849. Kerajaan ini dibangun oleh I Gusti Anglurah Panji Sakti dari Wangsa Kepakisan dengan cara menyatukan seluruh wilayah wilayah Bali Utara yang sebelumnya dikenal dengan nama Den Bukit.

B.     Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Kami banyak berharap para pendengar yang budiman memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan - kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/rizkaamaliaessana/sejarah-kerajaan-buleleng-dan-kerajaan-dinasti-warmadewa
http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Buleleng
1.   Wurjantoro,Edhie. 1996. Sejarah Nasional Indonesia dan Umum 1. Jakarta: Balai Pustaka. 
2.   Djoened,Marwati, Dkk.1992. Sejarah Nasional Indonesia II . Jakarta: Balai Pustaka.
3.   Sumadio, Bambang, Dkk.1997. Sejarah Nasional II. Jakarta: Balai Pustaka.
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/02/kerajaan-melayu-sejarah-peninggalan-prasasti-perkembangan-sistem-politik-militer-tata-negara-keruntuhan-kemunduran.html
http://blokrahman.blogspot.com/2013/04/kerajaan-sriwijaya-dan-melayu.html







No comments:

Post a Comment